Definisi Seleksi karyawan
Menurut Robert,
L Mathis dan John H, jackson. 2009. “Seleksi adalah proses pemilihan
orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan
pekerjaan disebuah perusahaan atau organisasi”. Seleksi adalah usaha pertama
yang harus dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan yang qualified dan
kompeten yang akan menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan pada perusahaan.
Kiranya hal inilah yang mendorong pentingnya pelaksanaan seleksi dan penerimaan
karyawan baru bagi setiap perusahaan. Pelaksanaan seleksi harus dilakukan
secara jujur, cermat, dan objektif supaya karyawan yang diterima benar-benar
qualifid untuk menjabat dan melaksanakan pekerjaan.
Metode Seleksi Penerimaan Karyawan
Beberapa
metode yang tepat untuk menyeleksi para calon karyawan menurut Malayu Hasibuan
(2002:50), metode-metode tersebut diantaranya, sebagai berikut:
A. Metode Non Ilmiah
Metode
non ilmiah adalah seleksi yang dilakukan dimana dasar pemilihannya tidak
didasarkan kepada kriteria atau standar ataupun spesifikasi jabatan, tetapi
hanya berdasarkan kepada perkiraaan pengalaman. Metode ini merupakan metode
seleksi yang berdasarkan tradisi lama atau metode lama, itu mempunyai kelemahan
besar yaitu tidak mempunyai pegangan yang pasti akan tepat tidaknya seorang
keryawan untuk memangku suatu jabatan.
Menggunakan bahan-bahan pertimbangan sebagai berikut:
1. Surat lamaran bermaterai atau tidak.
2. Ijazah sekolah dan daftar nilai.
3. Surat keterangan pekerjaan dan pengalaman.
4. Referensi atau rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya.
5. Mengadakan wawancara langsung dengan pelamar yang bersangkutan.
B.
Metode Ilmiah
Metode
ilmiah adalah seleksi yang dalam pelaksanaannya berdasarkan kepada spesifikasi
jabatan dan kebutuhan nyata yang akan diisi serta pedoman kepada kriteria dan
standar tertentu. Seleksi metode ini merupakan pengembangan seleksi non-ilmiah.
Dalam metode Ilmiah berdasarkan ilmu pengetahuan diadakan test kepada calon
karyawan yang mana nilai dan hasil test tersebut sangat berpengaruh terhadap
pengambilan keputusa apakah karyawan tersebut diterima atau ditolak.
Adapun presedur seleksi yang lazim diadakan adalah sebagai berikut:
1. Seleksi surat lamaran yang masuk.
2. Pengisian formulir lamaran.
3. Pemeriksaan referensi.
4. Wawancara pendahuluan.
5. Test-test pemeriksaan
6. Test psikologi.
7. Persetujuan atasan langsung.
8. Memutuskan diterima atau ditolak.
Prosedur
Seleksi
Langkah
I Penerimaan pendahuluan
Proses
seleksi merupakan dua arah. Organisasi memilih para karyawan dan para pelamar
memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar ke kantor
personalia atau dengan permintaan tertulis untuk aplikasi. Pada saat ini
biasanya dilakukan penyeleksian surat-surat lamaran yang masuk menjadi dua
bagian, yaitu surat lamaran yang memenuhi syarat dan surat lamaran yang tidak
memenuhi syarat. Lamaran yang tidak memenuhi syarat berarti gugur, sedangkan
lamaran yang memenuhi syarat dipanggil untuk mengikuti seleksi berikutnya.
Langkah II Tes-tes Penerimaan
Tes
penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang relatif objektif
tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan para pelamar lainnya dan para
karyawan yang sekarang. Selain itu tes penerimaan merupakan proses untuk
mencari data calon karyawan yang disesuaikan dengan spesifikasi jabatan yang
akan dijabat. Bentuk-bentuk tes penerimaan ini biasanya adalah:
- Physical tes (medical tes), yaitu suatu proses untuk menguji kemampuan fisik pelamar.
- Academic tes (knowledge tes), yaitu proses menguji kecakapan yang dimiliki pelamar sesuai dengan kebutuhan jabatan yang akan diisinya.
- Physychological tes, yaitu proses menguji tentang kecerdasan, bakat, prestasi, minat, dan kepribadian dari pelamar.
Langkah III Wawancara Seleksi
Wawancara
seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi
diterimanya atau tidak seorang pelamar. Dengan percakapan langsung, pewawancara
yang berpangalaman dan jeli akan dapat menggali kemampuan seorang pelamar.
Dengan wawancara ini pula akan diperoleh informasi dari setiap pelamar,
kemudian dibandingkan satu persatu siapa yang paling tinggi kemampuannya untuk
melakukan pekerjaan itu.
Langkah IV Pemerikasaan Referensi
Memeriksa
referensi adalah meneliti siapa referensi pelamar, dipercaya atau tidak untuk
memberikan informasi mengenai sifat, perilaku, pengalamn kerja, dan hal-hal
lain yang dianggap penting dari pelamar. Referensi pada dasarnya adalah
seseorang yang dapat memberikan informasi dan jaminan mengenai pelamar yang bersangkutan.
Referensi yang digunakan biasanya adalah personel references dan employement references.
Personal references adalah referensi yang dapat memberikan informasi mengenai
karakter dan kondisi kesehatan atau penyakit yang pernah dialami pelamar. Referensi
ini biasanya diberikan oleh keluarga atau teman-teman dekat pelamar.
Employement references adalah referensi yang dapat memberikan informasi atau
semacam jaminan mengenai latar belakang maupun pengalaman kerja pelamar
bersangkutan. Referensi ini biasanya diberikan oleh perusahaan asal pelamar
atau oleh teman yang telah pernah bekerja sama dalam suatu organisasi. Jadi
pada prinsipnya, semakin penting, strategis, dan vital suatu jabatan, semakin
cermat pemeriksaan referensi.
Langkah V Evaluasi Medis
Evaluasi
ini merupakan pemeriksaan kesehatan fisik pelamar apakah memenuhi spesifikasi
yang telah ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan. Evaluasi ini hendaknya
diperhatikan dengan cermat karena sangat menentukan prestasi kerja karyawan.
Tidak mungkin karyawan akan dapat berprestasi baik jika ia sering sakit dan
tidak dapat hadir untuk melaksanakan tugas-tugasnya
Langkah VI Wawancara oleh User, atau Atasan langsung
Kepala
bagian atau atasan langsunng mewawancarai pelamar untuk memperoleh data yang
lebih mendalam tentang kemampuan pelamar dalam melaksanakan tugas-tugas yang
akan diberikan kepadanya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan praktis pelamar dalam mengerjakan pekerjaan dan juga untuk memperoleh
gambaran apakah pelamar dapat diajak bekerja sama atau tidak. Wawancara akhir
akan menentukan diterima atau tidaknya pelamar menjadi calon karyawan pada
perusahaan tersebut.
Langkah VII Penerimaan
Top
manajer akan memutuskan diterima atau ditolaknya pelamar setelah memperoleh
hasil dari seleksi-seleksi terdahulu. Keputusan ini menandai berakhirnya proses
seleksi.
Langkah VIII Penempatan
Penempatan
adalah tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang
diterima (lulus seleksi) pada jabatan atau pekerjaan yang membutuhkannya dan
sekaligus mendelegasikan authority kepada
orang tersebut. Dengan demikian, calon karyawan itu akan dapat mengerjakan
tugas-tugasnya pada jabatan bersangkutan.
Sumber/Referensi:
-
Hasibuan, Malayu . Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara,2001.
-
Robert, L Mathis dan John H, jackson.
2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dwi Kartini Yahya. Jakarta:
Salemba Empat. Hal 261.